Sobat sukses, pernah gak sih ngerasa otak kamu kayak DVD rusak yang muter-muter di scene itu-itu aja? Mikirin hal yang sama berkali-kali sampai kepala berasap, padahal kadang hal itu belum tentu terjadi atau bahkan sudah lewat?

Fenomena ini kita kenal sebagai overthinking. Dikit-dikit mikir, banyak-banyak mikir, eh ujung-ujungnya malah capek sendiri, stres, sulit tidur, bahkan bikin kamu jadi ragu-ragu terus. Di era digital yang serba cepat ini, otak kita dibombardir informasi dan ekspektasi, wajar jika kadang jadi ‘macet’. Tapi tenang, kamu gak sendirian kok! Dan yang paling penting, ada cara untuk ‘memperbaiki’ DVD di otakmu itu. Yuk, kita bongkar rahasia biar otak gak muter-muter mulu dan hidup jadi lebih santai!

Kenapa Sih Kita Gampang Overthinking?

Pernah bertanya-tanya, kenapa sih pikiran kita sering terjebak dalam lingkaran tanpa henti? Otak kita memang dirancang untuk memecahkan masalah dan mengantisipasi bahaya, tapi kadang ia terlalu bersemangat. Salah satu pemicu utamanya adalah ketidakpastian; saat kita tidak yakin akan hasil, otak cenderung mengisi kekosongan dengan skenario terburuk.

Trauma masa lalu atau pengalaman negatif juga bisa membuat kita jadi lebih waspada dan cenderung memikirkan hal-hal berulang agar tidak terulang lagi. Selain itu, dorongan untuk menjadi sempurna atau keinginan kuat untuk mengontrol segala sesuatu juga bisa menjadi bumerang, membuat kita menganalisis setiap detail secara berlebihan.

Lingkungan modern dengan banjir informasi dan perbandingan sosial media juga berkontribusi besar, membuat kita terus menerus memikirkan “bagaimana jika” atau “apakah saya cukup baik”. Memahami akar masalah ini adalah langkah pertama untuk bisa keluar dari jerat overthinking.

Teknik “Mindfulness” Biar Otak Gak Berantakan

Salah satu kunci untuk menjinakkan overthinking adalah dengan membawa diri ke masa kini, dan di sinilah peran mindfulness sangat penting. Mindfulness adalah praktik fokus penuh pada momen saat ini, tanpa menghakimi pikiran atau perasaan yang muncul.

Baca Juga :  Jurus Ampuh Atasi Kecanduan Scroll & Kelola Waktu di Era Digital Biar Makin Produktif!

Kamu bisa memulainya dengan latihan pernapasan dalam: tarik napas perlahan, rasakan udara masuk, lalu hembuskan perlahan sambil fokus pada sensasinya. Latihan body scan juga membantu, yaitu dengan memusatkan perhatian pada setiap bagian tubuh, dari ujung kaki sampai kepala, untuk merasakan keberadaanmu saat ini.

Ketika pikiran mulai berputar, cukup amati pikiran itu seolah-olah kamu adalah seorang pengamat, bukan pelaku yang terjebak di dalamnya, lalu biarkan ia pergi tanpa melekat.

Latihan mindfulness secara teratur dapat melatih otak untuk tidak terjebak dalam siklus pikiran negatif, meningkatkan fokus, dan secara signifikan mengurangi tingkat stres. Ingat, kuncinya adalah konsistensi, bahkan hanya 5-10 menit setiap hari bisa membuat perbedaan besar.

Batasi Paparan Pemicu dan Cari Distraksi Positif

Untuk mengurangi overthinking, penting bagi kita untuk mengidentifikasi dan membatasi paparan terhadap pemicunya. Pemicu ini bisa berupa berita negatif yang berlebihan, terlalu banyak waktu di media sosial yang memicu perbandingan, atau bahkan interaksi dengan orang-orang yang sering memicu kekhawatiranmu.

Cobalah untuk menetapkan batas waktu untuk media sosial atau berita, dan jika perlu, pilih sumber informasi yang lebih positif dan konstruktif. Setelah membatasi pemicu, langkah selanjutnya adalah mencari distraksi positif yang bisa mengalihkan fokus otak dari lingkaran pikiran yang tidak produktif.

Distraksi positif ini bisa berupa hobi yang kamu nikmati, seperti membaca buku, melukis, bermain musik, atau bahkan berolahraga yang bisa memproduksi endorfin. Ketika kamu fokus pada kegiatan yang membutuhkan perhatian penuh, otakmu akan lebih sibuk dengan hal yang produktif daripada terjebak dalam kekhawatiran.

Ingat, tujuan distraksi ini bukan untuk menghindari masalah, melainkan untuk memberikan jeda bagi otakmu agar bisa “reset” dan kembali berpikir lebih jernih nanti.

Baca Juga :  Bakat Terpendam Jadi Cuan: Jurus Anak Muda Kenali Potensi & Raih Rezeki Maksimal

Kapan Harus Curhat atau Minta Bantuan Profesional?

Sobat sukses, terkadang overthinking bisa jadi lebih dari sekadar kebiasaan buruk; bisa jadi itu adalah tanda adanya masalah yang lebih dalam, seperti kecemasan atau depresi. Jika overthinking-mu sudah sampai mengganggu aktivitas harian, tidur, hubungan sosial, atau bahkan menyebabkan gejala fisik seperti sakit kepala dan gangguan pencernaan, ini saatnya untuk tidak menanggungnya sendiri.

Jangan ragu untuk berbicara dengan orang yang kamu percaya, seperti sahabat, keluarga, atau pasangan, karena sekadar menceritakan apa yang ada di pikiranmu seringkali sudah sangat melegakan.

Namun, jika dukungan dari orang terdekat belum cukup atau overthinking-mu terasa tidak terkendali, mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor adalah langkah yang sangat bijak dan bentuk kekuatan, bukan kelemahan.

Mereka bisa membantumu mengidentifikasi pola pikir negatif dan memberikan strategi koping yang lebih efektif, seperti terapi kognitif perilaku (CBT), yang terbukti sangat efektif dalam mengatasi overthinking. Ingat, kesehatan mentalmu sama pentingnya dengan kesehatan fisikmu, jadi jangan tunda untuk mencari dukungan jika memang dibutuhkan.

Image by: Ron Lach
https://www.pexels.com/@ron-lach

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *