Sobat sukses, pernah gak sih lagi santai, eh tiba-tiba pikiran melayang kemana-mana? Mikirin ucapan kemarin, khawatir besok gimana, atau bahkan sampai skenario terburuk yang belum tentu terjadi? Nah, itu dia yang namanya overthinking. Kondisi di mana otak kita seolah punya tombol ‘replay’ dan ‘fast forward’ yang nyala terus, bikin kita jadi galau, cemas, dan kadang susah tidur. Di era serba cepat ini, tekanan dari berbagai sisi seringkali memicu kita untuk berpikir berlebihan. Tapi jangan khawatir, kamu gak sendirian kok! Overthinking itu wajar, tapi bukan berarti kita harus pasrah. Di artikel ini, kita akan bongkar tuntas gimana caranya ‘ngerefresh’ otak biar gak muter-muter melulu dan bikin hidup lebih tenang.

Kenapa Otak Kita Suka Muter-Muter Gak Jelas? (Memahami Akar Masalah)

Sebelum kita cari solusinya, ada baiknya kita paham dulu kenapa sih otak kita sering terjebak di lingkaran overthinking ini. Salah satu alasan utamanya adalah ketidakpastian; di dunia yang penuh perubahan, kita sering merasa perlu memprediksi dan mengontrol segalanya, padahal tidak mungkin. Selain itu, rasa takut akan kegagalan atau keinginan menjadi sempurna juga bisa memicu kita untuk terus menganalisis setiap detail kecil. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan atau trauma juga seringkali membuat kita cenderung overthinking agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Terkadang, kurangnya rasa percaya diri atau merasa tidak kompeten juga mendorong kita untuk menganalisis berlebihan setiap tindakan atau keputusan yang akan diambil. Jadi, mengenali pemicunya adalah langkah awal yang sangat penting.

Trik Jitu Hentikan Roda Pikiran yang Berputar (Aksi Nyata)

Oke, sekarang saatnya masuk ke bagian yang paling ditunggu, yaitu jurus-jurus ampuh buat ngusir overthinking! Pertama, coba teknik pernapasan 4-7-8; tarik napas 4 detik, tahan 7 detik, buang 8 detik, ulangi beberapa kali sampai merasa lebih tenang. Kedua, alihkan perhatianmu dengan melakukan aktivitas yang kamu suka, entah itu mendengarkan musik, membaca buku, atau olahraga ringan. Ketiga, jadwalkan “waktu overthinking” khusus sekitar 15-30 menit, di luar itu, paksa dirimu untuk tidak memikirkannya. Keempat, coba tulis semua yang ada di pikiranmu dalam jurnal, ini bisa membantu mengeluarkan uneg-uneg dan melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Kelima, fokus pada solusi daripada masalahnya; setelah mengidentifikasi masalah, segera pikirkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya.

Baca Juga :  Motivasi Gak Guna Kalau Gak Action: Ini Bukti Nyatanya yang Bikin Kamu Langsung Gerak!

Bangun “Tembok” Kuat Anti-Overthinking (Membangun Kebiasaan Baik)

Untuk jangka panjang, kita perlu membangun kebiasaan yang bisa jadi benteng pertahanan dari overthinking. Pertama, prioritaskan tidur yang cukup dan berkualitas, karena kurang tidur bisa membuat otak lebih rentan overthinking. Kedua, rajinlah bergerak dan berolahraga; aktivitas fisik terbukti ampuh mengurangi stres dan kecemasan yang sering jadi pemicu overthinking. Ketiga, batasi waktu di media sosial, karena seringkali perbandingan dan informasi berlebihan di sana bisa memicu pikiran negatif. Keempat, belajar untuk berbaik hati pada diri sendiri (self-compassion) dan menerima bahwa tidak semua hal harus sempurna. Kelima, kelilingi dirimu dengan orang-orang positif yang bisa memberikan dukungan dan perspektif yang sehat, bukan malah menambah beban pikiran.

Ketika Overthinking Terlalu Berat: Kapan Harus Cari Bantuan?

Kadang, overthinking bisa jadi lebih dari sekadar kebiasaan buruk, tapi sudah masuk ke tahap yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Jika overthinkingmu sudah sampai membuatmu susah tidur parah, sulit konsentrasi di sekolah atau kerja, atau bahkan menarik diri dari pergaulan, itu tanda kamu butuh bantuan. Jangan pernah merasa malu atau takut untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau terapis. Mereka bisa memberikan strategi yang lebih personal dan mendalam untuk mengatasi akar masalah overthinkingmu. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, jadi jangan ragu untuk berinvestasi pada dirimu sendiri. Ingat, mencari bantuan adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan.

Image by: MART PRODUCTION
https://www.pexels.com/@mart-production

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *